Andai aku adalah seorang pelajar. Kujelajahi awal hidupku dengan membuka lembaran baru untuk menapakkan jejak kakiku di dunia pendidikan. Didikan yang tegas dan perhatian orangtua yang sangat yang telah mengantarkanku menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai harapan kedua orangtuaku. Selain itu, kedua orangtuaku membekali dengan kunci utama yang menjadikanku hingga seperti ini yaitu buku. Buku adalah jendela dunia yang telah memberikan tambahan wawasan hingga aku bisa menatap dunia lebih jauh.
Hingga detik ini, buku adalah teman terbaikku. Ada pepatah yang mengatakan, ”khairu jaliisin fi zamaani kitaabin”. Sebaik-baik teman disetiap waktu adalah buku. Karena buku akan selalu ada disetiap langkah yang aku lalui dalam hidupku. Buku mengajariku tentang berbagai hal dalam hidup ini. Tentang roda-roda kehidupan yang terus berputar seiring dengan berjalannya waktu. Tentang indahnya dunia fana ini yang ternyata hanya fatamorgana. Dan tentang susahnya hidup di dunia ini yang ternyata hanya sementara. Buku mengajariku tentang bagaimana kita harus menjalani hidup ini dengan optimis, tidak pantang menyerah, aktif di dalam berbagai kegiatan yang diadakan masyarakat maupun aktif diberbagai even-even besar di lingkungan sekolah dan mengajari untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, bijaksana serta dapat mengambil sebuah keputusan yang dapat diterima oleh banyak pihak.
Tanpa adanya buku, aku bagai tersesat sendiri ditengah gegap gempitanya dunia ini. Aku bagai terbelenggu ditengah dinamika kehidupan yang semakin lama semakin menunjukkan kemajuan teknologinya. Tanpa buku aku tak bisa mengembangkan bakat dan minat yang terpendam di dalam diriku. Disaat seperti itu aku bagaikan orang terpuruk yang sangat menyedihkan. Aku seperti orang paling bodoh di era globalisasi seperti saat ini, dimana keadaan itu sangat bertentangan dengan cita-cita para ilmuwan terkemuka yang sangat aku idolakan. Dan tanpa buku aku tidak dapat berkomunikasi dengan lancar layaknya para diplomat yang berbicara dengan para relasinya. Dan yang paling utama, tanpa buku hidupku tampak suram. Tidak ada lagi semangat yang terus berkobar sebagai dorongan untuk meraih cita-citaku.
Buku panduan yang sebagai jalan untuk sukses dapat kita temui dimana-mana. Salah satunya di perpustakaan. Kita tak perlu jauh-jauh atau susah-susah untuk membeli berbagai macam buku yang kita inginkan di toko buku. Kita hanya tinggal datang ke sebuah perpustakaan yang tidak banyak mengeluarkan uang saku kita. Kalau kita sebagai pelajar, kita lebih mudah membaca di perpustakaan yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Lebih mudah bukan?? Tapi bukan sembarang perpustakaan yang enak dipakai untuk membaca lho…. Perpustakaan yang enak untuk membaca adalah perpustakaan yang dapat membuat kita nyaman di dalamnya, perpustakaan yang tenang untuk kita membaca dan perpustakaan yang cukup penerangan dan cukup sirkulasi udaranya. Semua itu berpengaruh besar untuk mendorong daya minat baca masyarakat khususnya para siswa- siswi yang sulit untuk ditimbulkan. Selain perpustakaan, kita juga bisa mendapatkan buku-buku yang kita inginkan di toko buku bekas. Mungkin di toko buku bekas, kita harus merogoh saku celana lebih dalam lagi. Namanya juga toko buku, tidak mungkinkan kalau kita kesana hanya untuk meminjam buku? Walaupun bekas jugakan dijual. Apabila kita menginginkan buku yang tidak bekas sebagai koleksi, kita juga bisa membeli di toko buku yang mengadakan diskon besar-besaran. Lumayan bukan?? Itu hanya sebagian tempat-tempat yang bisa kita kunjungi. Masih banyak tempat-tempat menarik yang bisa kita jelajahi bersama.
Setelah berbagai pengamatan dan penelitian saya lakukan, tampak jelas beberapa fakta bahwa salah satu penyebab rendahnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia adalah kurangnya daya minat baca Sumber Daya Manusia itu sendiri. Karena kurangnya daya minat baca tersebut, kebodohan semakin merajalela dimana-dimana. Karena kebodohan itu, Sumber Daya Manusia di Indonesia tidak dapat mengeksploitasikan dengan baik dan benar Sumber Daya Alam yang telah diamanahkan oleh Allah SWT. Mereka tidak dapat merawat bahkan memanfaat Sumber Daya Alam yang melimpah ruah dengan sebaik-baiknya hingga kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia banyak yang dijarah oleh negara lain. Jelas saja kalau negara lain itu dapat merampas hak-hak milik kita karena negara-negara tersebut lebih maju di bidang teknologinya. Mereka jauh lebih maju dibidang teknologinya karena mereka mendapatkan ilmu dengan membaca berbagai judul buku-buku.
Misalnya saja negara jepang. Orang-orang jepang mayoritas gemar sekali membaca. Buku-buku yang mereka baca jauh lebih bermutu dibandingkan buku-buku yang biasa dibaca oleh kalangan masyarakat di Indonesia. Hal ini sudah termasuk bukti nyata bahwa kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di Negara Indonesia jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Sumber Daya Manusia yang ada di Negara Jepang. Kegemaran masyarakat Jepang dalam membaca mengantarkan mereka semua menuju gerbang kemajuan.
Adalagi contoh Negara lain yang maju. Namanya Negara Belanda, biasa disebut dengan Negara Kincir Angin. Negara Belanda juga termasuk salah satu contoh Negara yang teknologinya sangat maju. Hal itu tak luput dari kegemaran warga-warganya yang suka membaca. Bagi mereka, buku bagaikan malaikat penolong. Bagaimana tidak? Karena buku, mereka dapat belajar dan terus belajar untuk mengatasi wilayahnya yang kita semua ketahui kalau wilayah Negara Belanda sebenarnya mayoritas perairan. Mereka terus mempelajari berbagai ilmu yang ada di banyak buku tentunya. Dengan kegigihan mereka dalam membaca untuk mengetahui teknologi tercanggih yang bisa mereka lakukan, akhirnya wilayah yang semula mayoritas perairan disulap menjadi daratan yang terbentang nyata diatas perairan yang merupakan wilayah mereka sebelumnya.
Itu hanya sebagian kecil bencana-bencana yang ditimbulkan akibat ketidak cintaannya pada buku. Ternyata diluar negara Indonesia masih banyak lagi masalah-masalah yang disebabkan oleh buku. Dan hal ini yang menjadi faktor utama penyebab kemunduran dibeberapa Negara di dunia. Contohnya adalah beberapa negara di benua Afrika yang sebagian besar warganya menyandang buta huruf.
Buta huruf adalah masalah yang lebih rumit dibandingkan dengan kecilnya minat baca yang dialami sebagian besar warga negara Indonesia. Menurut kami, faktor utama penyebab banyaknya penyandang buta huruf di Negara tersebut adalah tidak dibiasakannya membaca buku-buku ringan sejak dini. Dan lama kelamaan mereka divonis sebagai orang yang rendah minat bacanya. Selain hal itu, ada juga faktor-faktor yang melatar belakanginya. Antara lain kurang perhatiannya orang-orang dewasa untuk mengajarkan betapa pentingnya membaca bagi setiap individu dan juga kurangnya tenaga pengajaran yang disediakan di lembaga-lembaga pendidikan.
Sesaat aku teringat akan betapa besar peran serta buku dalam hidupku. Saat pertama kali aku membuka buku-buku fiksi yang aku peroleh dari orangtuaku, hatiku sangat senang karena itu adalah buku yang sebagai guru
pertamaku untuk mulai berani menginspirasikan seluruh isi dunia khayalku ke dalam bentuk tulisan-tulisan indah yang nyata agar orang-orang yang aku sayangi dalam hidup ini dapat ikut serta menikmatinya. Tak hanya itu saja,
aku juga sangat berharap supaya orang-orang terdekatku itu dapat menyampaikan inspirasi-inspirasi di dalam angan-angan mereka dalam benuk seperti yang aku lakukan. Yaitu dengan menari-narikan penanya di atas kertas putih bertuliskan kata-kata indah yang mu ngkin dapat menentramkan hati orang yang membacanya.
Mari kita renungkan sejenak, betapa pentingnya manfaat buku dalam hidup ini. Buku bisa membuat kita sukses dalam mengarungi kerasnya bahtera kehidupan ini. Ingat pesan Tantowi Yahya, tidak suka membaca dekat dengan kebodohan. Dan kebodohan itu sangat dekat dengan kemiskinan. Jadi kita harus banyak membaca supaya hidup kita tidak sengsara, lebih tenang dan kita tidak tersingkirkan di tengah-tengah masyarakat modern dengan teknologi yang sangat maju.
Demikian essay yang dapat saya tulis. Atas kurang lebihnya saya mohon maaf. Apabila terdapat kelebihan, itu datangnya hanya dari Allah SWT semata. Dan apabila terjadi suatu kekurangan, itu adanya hanya dari saya pribadi. Akhirukalam Wassalamualaikum Wr. Wb
0 komentar:
Post a Comment