Saturday, March 02, 2013

DOA UNTUK ANAK CUCUKU (Buah karya W.S. Rendra )


Bismillaahirrahmaanir rahiim


Baca semuanya ya? . . . .
Ya, Allah.

Di dalam masa yang sulit ini,

Di dalam ketenangan

Yang beku dan tegang,

Di dalam kejenuhan

Yang bisa meledak menjadi keedanan,

Aku merasa ada muslihat

Yang tak jelas juntrungnya.



Ya, Allah.

Aku bersujud kepada Mu.

Lindungilah anak cucuku.



Lindungilah mereka dari kesabaran

Yang menjilma menjadi kelesuan,

Dari rasa tak berdaya

Yang kehilangan cita-cita.



Ya, Allah.

Demi ketegasan mengambil risiko

Ada bangsa yang di-mesin-kan

Atau di-zombikan-kan.

Ada juga yang di-fosil-kan

Atau di-antik-kan

Uang kertas menjadi topi

Bagi kepala yang berisi jerami.

Reaktor nuklir menjadi tempat Ibadah

Di mana bersujud kepala-kepala hampa

Yang disumpal bantal tua.

Kemakmuran lebih dihargai

Dari kesejahteraan.

Ya, Allah.

Lindungilah anak cucuku.



Lindungilah mereka

Dari berhala janji-janji,

Dari hiburan yang dikeramatkan, dari iklan yang dimithoskan,

Dan dari sikap mata gelap

Yang diserap tulang kosong



Ya, Allah.

Seorang anak muda

Bertanya kepada temannya:

“Ke mana kita pergi?”

Dan temannya menjawab:

“ Ke mana saja.

Asal jangan berpikir untuk pulang.”

Daging tidak punya tulang

Untuk bertaut.

Angin bertiup

Menerbangkan catatan alamat

Dan rambu-rambu di jalan

Sudah dirusak orang.

Ya, Allah.

Lindungilah anak cucuku.



Lindungilah mereka

Dari kejahatan lelucon

Tentang chernobyl dan Hiroshima,

Dari heroin

Yang diserap lewat tiupan

Dari itikad buruk

Yang dibungkus kertas kado,

Dan dari ancaman tanpa makna.



Ya, Allah.

Kami dengan cemas menunggu

Kedatangan burung dara

Yang membawa ranting zaitun

Di kaki bianglala

Leluhur kami bersujud dan berdoa.

Isinya persis seperti doaku ini.

Lindungilah anak cucuku

Lindungilah daya hidup mereka.

Lindungilah daya cipta mereka.

Ya, Allah satu-satunya Tuhan kami

Sumber dari hidup kami ini. Kuasa yang tanpa tandingan.

Tempat tumpuan dan gantungan.

Tak ada samanya

Di seluruh semesta raya.

Allah! Allah! Allah! Allah!




0 komentar: